Kamis, 09 November 2017

HADIS-HADIS SALING MENGHORMATI DALAM KOMUNIKASI

HADIS-HADIS SALING MENGHORMATI DALAM KOMUNIKASI
Saling menghormati terdiri dari dua  kata yaitu kata saling dan kata menghormati, kata saling  adalah kata untuk menerangkan perbuatan yang berbalas-balasan. Menghormati terambil dari kata hormat yang berarti menaruh hormat kepada, menghargai, menjunjung tinggi, mengakui dan mentaati[1]. Jadi saling menghormati dalam komunikasi adalah adanya saling menghargai, saling menjunjung tinggi dan saling saling menaati aturan dalam berbagai aspek komunikasi yang dilakukan manusia.
Manusia dalam kehidupannya selalu berkomunikasi, tata cara dalam berkomunikasi atau etika dalam berkomunikasi merupakan hal yang harus diperhatikan untuk menjalin hubungan yang harmonis baik antar pribadi maupun dalam sebuah organisasi.
Etika  komunikasi itu menggambarkan bagaimana tutur bahasa yang sopan, nada bicara yang lembut dan bahkan mimik wajah yang ramah ditunjukan kepada lawan bicara. [2] Maka berikut ini penulis mencoba menelusuri hadis-hadis terkait dengan saling menghormati dalam berkomunikasi.

a)      Tidak memotong pembicaraan
Jika mengkritik gunakan bahasa yang lugas dan santun, jangan sampai memotong pembicaraan yang sedang berlangsung, seorang arab Badui pernah bertanya kepada rasul tentang hari kiamat, tetapi saat itu rasul sedang berbicara dalam sebuah majelis. Pertanyaan dan sanggahan arab Badui itu baru direspon nabi setelah selesai pembicaraan.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ قَالَ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ ح و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَنِي هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ أَيْنَ أُرَاهُ السَّائِلُ عَنْ السَّاعَةِ قَالَ هَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
BUKHARI - 57) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan berkata, telah menceritakan kepada kami Fulaih. Dan telah diriwayatkan pula hadits serupa dari jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih berkata, telah menceritakan kepadaku bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Hilal bin Ali dari Atho' bin Yasar dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; "beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu, " dan ada pula sebagian yang mengatakan; "bahwa beliau tidak mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab :"Jika urusan  diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terja dinya  kiamat” [3]
Menurut Ibnu Hajar al 'Asqalani sanad pada jalur satu Fulaih bin Sulaiman bin Abi Al Mughirah memiliki banyak salah.[4] Dan pada jalur kedua terdapat sanad Fulaih bin Sulaiman bin Abi Al Mughirah dan Muhammad bin Fulaih bin Sulaiman yang dinilai sebagai orang yang memiliki kekurangan dalam hafalan. hadis penguat terhadap hadis bukhari nomor 57, terdapat 1 hadis yang diriwayatkan Bukhari Nomor  6015.
Di dalam Hadits ini Rasul mencontohkan etika dan adab menjawab pertanyaan ketika proses pembelajaran dan pembahasan yang berbeda (diluar tema Pembahasan). Orang badui bertanya kepada Rasul kapan kiamat, sedang Rasul mengajarkan lain kepada para sahabatnya (Pembahasan yang lain). Maka Nabi tidak memotong pelajarannya tetapi melanjutkan dan menyelesaikan sampai selesai pelajarannya[5].
b)      Membicarakan kebaikan
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
(BUKHARI - 5994) : Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barang siapa beriaman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya." [6]
            Hadis ini termasuk jawami’ al kalim[7]  karena perkataan itu kalau tidak baik pasti jelek, atau bermuara kepada salah satunya, yang termasuk perkataan yang baik, segala perkataan yang dianjurkan dalam syariat baik yang wajib atau pun yang sunnah, sehingga perkataan jenis ini dengan segala bentuknya diperbolehkan. Begitu pula semua perkataan yang mengarah kepada sesuatu yang buruk, seseorang diperintahkan untuk diam.[8] Jika belum jelas atau atau bersifat mubah dianjurkan untuk ditinggalkan dan disunnahkan menahan diri untuk mengatakannnya.[9]
c)      Tidak tergesa dan mendahulukan yang lebih tua.
Dalam suatu pembicaraan Nabi pernah mengungkap atau melempar pertanyaan  “Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim,  pohon apakah itu".  

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ
(BUKHARI - 59) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Katakanlah kepadaku, pohon apakah itu?" Maka para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah berkata: "Aku berpikir dalam hati pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu mengungkapkannya. Kemudian para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Pohon kurma".[10]
            Jalur sanad hadis ini satu yaitu Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab bin  ufail- "Abdullah bin Dinar, maula Ibnu 'Umar"- Isma'il bin Ja'far bin Abi Katsir, Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin 'Abdullah, skema muttasil dan marfu’.  Hadis penguat yaitu hadis Bukhari nomor 60, 70, 128, 5028  Hadis Muslim Nomor 5027,  Hadis At Tirmidzi 2793, Hadis Ahmad nomor 4371, 4627, 5023, 6179 Hadis Darimi 284.[11]
d)     Jangan banyak bicara
Akan sulit bagi seseorang untuk mengontrol perkataannya bila terlau banyak bicara (bicara berlebihan) karena tidak menutup kemungkinan terselip kebohongan, menggunjing orang, mencaci dan menghina. Maka ketika berkomunikasi dengan seseorang cukuplah yang penting dan seperlunya. Dalam hadis ini disebutkan banyak bicara dapat mengeraskan hati.
.
حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي ثَلْجٍ الْبَغْدَادِيُّ صَاحِبُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَاطِبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي النَّضْرِ حَدَّثَنِي أَبُو النَّضْرِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَاطِبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ بِمَعْنَاهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَاطِبٍ
(TIRMIDZI - 2335) : Telah menceritakan kepada kami Abu 'Abdillah Muhammad bin Abu Tsalj Al Baghdadi sahabat Ahmad bin Hambal, telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin 'Abdillah bin Hatib dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras." Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu An Nadlar telah menceritakan kepada kami Abu An Nadlar dari Ibrahim bin Abdullah bin Hatib dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam dengan hadits yang semakna. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ibrahim bin Abdullah bin Hatib.[12]




e)      Pemilihan Kata/kalimat
Jika melakukan komunikasi hendaknya memilih kata-kata yang baik dan tepat untuk diucapkan. Setiap ucapan yang diucapkan tidak akan pernah kembali, pikirkan sebelum mengungkapkannya.  Kata-kata yang santun sangat bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan lebih dicintai oleh Allah SWT.

َدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ قَالَ مَرَّ بِهِ رَجُلٌ لَهُ شَرَفٌ فَقَالَ لَهُ عَلْقَمَةُ إِنَّ لَكَ رَحِمًا وَإِنَّ لَكَ حَقًّا وَإِنِّي رَأَيْتُكَ تَدْخُلُ عَلَى هَؤُلَاءِ الْأُمَرَاءِ وَتَتَكَلَّمُ عِنْدَهُمْ بِمَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَتَكَلَّمَ بِهِ وَإِنِّي سَمِعْتُ بِلَالَ بْنَ الْحَارِثِ الْمُزَنِيَّ صَاحِبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سُخْطِ اللَّهِ مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ بِهَا سُخْطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ قَالَ عَلْقَمَةُ فَانْظُرْ وَيْحَكَ مَاذَا تَقُولُ وَمَاذَا تَكَلَّمُ بِهِ فَرُبَّ كَلَامٍ قَدْ مَنَعَنِي أَنْ أَتَكَلَّمَ بِهِ مَا سَمِعْتُ مِنْ بِلَالِ بْنِ الْحَارِثِ
(IBNU MAJAH - 3959) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Amru telah menceritakan kepadaku Ayahku dari ayahnya 'Alqamah bin Waqash dia berkata, "Seorang laki-laki bangsawan melintas di hadapannya, lalu 'Alqamah berkata kepadanya, 'Sesungguhnya kamu memiliki hubungan silaturrahim dan hak, dan sungguh aku melihatmu mendatangi para pejabat lalu kamu berbicara dengan apa yang telah Allah kehendaki dari pembicaraanmu. Sungguh, aku telah mendengar Bilal bin Al Harits Al Muzani -seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam- berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh salah seorang dari kalian akan mengatakan suatu ucapan yang diridlai oleh dan ia tidak mengira akan balasannya, lalu Allah 'azza wajalla mencatatnya dalam keridlaan-Nya sampai Hari Kiamat. Dan sungguh, salah seorang dari kalian akan mengucapkan suatu perkataan yang dimurkai oleh Allah dan ia tidak mengira akan akibatnya, lalu Allah mencatat dalam kemurkaan-Nya hari ketika bertemu dengan-Nya" Bilal bin Al Harits Al Muzni berkata, "'Alqamah berkata, 'Berapa banyak perkataan yang saya tahan karena hadits Bilal bin Al Harits tersebut'." [14]
Jalur sanad hadis 1 yaitu Bilal bin Al HaritsAlqamah bin Waqash bin Mihshan, Amru bin 'Alqamah bin Waqash Muhammad bin 'Amru bin 'Alqamah bin Waqash Muhammad bin Bisyir bin Al Furafashah, Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Ibrahim bin 'Utsman, menurut Ahmad bin Hambal Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Ibrahim bin 'Utsman adalah shaduq tetapi Abu Hatim mentsiqahkannya. skema muttasil, kedudukan marfu’.[15]


[1] https://kbbi.web.id/saling,hormat, (download  tanggal 25 Oktober 2017,  pukul 18.09 Wib)
[2] Muhammad,Mufid,  Etika dan Filsafat Komunikasi.(Jakarta : Kencana, 2009) h. 185-186
[3] Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim al Mughirah ibn Bardizbah al Ju’fi al Bukhari, Shahih Bukhari … h.103
[4] www.kutubun.ga/bukhari/57 Siapa yang bertanya tentang ilmu sedang dia terus menyampaikan pertanyaaan (download tanggal 25 Oktober 2017 pukul 14.46 Wib)
[5] Al Asqalani, ibn Hajar, Fathu al Bari fi Syarh Shahihil Bukhari …. h. 16-17
[6] Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim al Mughirah ibn Bardizbah al Ju’fi al Bukhari, Shahih Bukhari … h.116
[7] Perkataan ringkas tapi mengandung makna yang luas
[8] Al Asqalani, ibn Hajar, Fathu al Bari .. h. 12/60
[9] Muslim ibn Anas al Hajjaj al Naisaburi, Shahih Muslim …   h. 209 .
[10] Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim al Mughirah ibn Bardizbah al Ju’fi al Bukhari, Shahih Bukhari … 107
[11] www.kutubun.ga/bukhari/59 ucapan ahli hadis (download tanggal 25 Oktober 2017 pukul 19.47 Wib)
[12] Muhammad bin Isa bin Saurah al Tirmizi, Sunan al-Tirmizi … h.433
[13] www.kutubun.ga/tirmidzi/2335 lain-lain (download tanggal 25 Oktober 2017 pukul 17.03 Wib)
[14] Ibnu Majah, Sunan ibnu Majah ... 465
[15] www.kutubun.ga/ibnu majah/3959, menjaga lisan saat terjadi fitnah, (download tanggal 25 Oktober 2017 pukul 20.00 Wib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar